Rabu, 04 Agustus 2010

Legenda Bika Ambon

Terinspirasi oleh sebuah toko yang menujual bika ambon medan, terciptalah sebuah legenda...
silahkan menikmati...

Legenda Bika Ambon




Alkisah, hiduplah seorang gadis asal Medan bernama Bikasa. Ia kerap disebut Bika oleh keluarga dan handai tolannya.
Adapun Bika adalah gadis yang sangat cantik. Kecantikannya tersohor di seluruh pelosok negeri.

Tak ayal, banyak pria yang melamar ke rumah Bika. Siapakah yang tak terpesona oleh gadis cantik yang jago membuat kue itu? Selain menjadi istri yang elok dipandang mata, ia pun berpotensi menjadi malaikat dapur yang mengenyangkan perut suami-suami sehabis bekerja mencari nafkah.

Namun apalah dikata. Hati Bika lebih keras dari pada batu kali. Dia lebih senang hidup melajang sambil membuat kue-kue daripada hidup bersuami. Dia mempunyai cita-cita membut sebuah toko kue nomor satu di dunia, dan itu lebih penting daripada apapun.

Suatu kali saat sedang membeli telur ayam di pasar untuk membuat kue, seekor ayam terbang dan mendarat di kepala Bika. Bika berteriak-teriak panik, apalagi ia sudah merasakan sesuatu yang hangat dan beraroma dahsyat mengalir di keningnya.

Seorang ksatria hitam manis, melakukan salto dan melompat tinggi menyambar ayam di kepala Bika. Lelaki itu menggebuki si ayam dan kemudian menggantungnya di pohon mawar.

"terimakasih, tuan," kata Bika.
"tak apa, nona manise," ucap si pemuda dengan senyuman malu-malunya.

Getaran-getaran ajaib mulai melanda kedua insan manusia itu. Hati Bika yang keras mulai mencari oleh ketampanan dan kebaikan hati Andre, si pedagang buncis asal Ambon. Andre pun merasakan hal yang sama pada Bika.

Suatu hari, Andre pun pergi melamar Bika. Ia membawa seperangkat buncis pada calon mertua mereka. Orangtua Bika yang tau anaknya telah menemukan belahan hati merasa begitu bangga. Akhirnya anaknya bisa juga melepaskan status sebagai jomblowati.

Saat Andre melangkahkan kakinya ke rumah Bika, orangtua Bika langsung merasa gerah. Mereka tak habis pikir bagaimana mungkin Bika memilih pasangan di luar kaum mereka. Tanpa banyak cincong, orangtua Bika pun menolak lamaran Andre.

Andre dan Bika sangat kecewa. Terlebih Andre. Cintanya pada Bika terlalu besar. Ia kecewa, merana, dan putus asa. Ia merasa sangat hancur di tanah perantauannya.

Merasa hidup tak ada artinya, Andre pun menggantungdirinya dengan buncis di pohon jambu rumahnya. Karena kacang panjang terlalu lemah untuk menggantung tubuhnya, ia pun gagal bunuh diri. Namun entahlah, alih-alih mencari jalan lain, ia malah terus mencoba menggantung diri dengan buncis, sampai akhirnya ia mati kelelahan.


Bika sangat terpukul mendapati kekasihnya tewas secara mengenaskan. Ia pun menjerit-jerit seperti orang kalap. Gila.

Demi membawa kembali kewarasan putrinya, orangtua Bika membukakan sebuah toko kue untuk anak gadisnya itu. Benar saja, kondisi psikologis Bika sedikit membaik.
Ia bisa membuat kue setiap hari walau dengan hati perih.

Ia menamai tokonya "Saya Cinta Ambon" untuk mengenang perjalanan cintanya dengan Andre yang terbentur masalah ras dan suku. Sejak saat itu, orang-orang menyebut kue buatan Bika dengan sebutan BIKA AMBON MEDAN.
(Bika- Mencintai kekasihnya yang dari Ambon - Membuat kue terenak di Medan)

Pesan moral: Saling menghargai satu sama lain, yuk!!! Jangan lagi deh, membeda-bedakan suku, ras, atau apapun yang berpotensi menghancurkan kehidupan lingkungan maupun pribadi orang lain...


jangan mencari jawaban mengapa saya menuliskan legenda seaneh ini karena saya pun nggak tau kenapa saya menuliskannya.

Mungkin karena saya memang senang menulis yang aneh-aneh...
Mungkin juga saya ingin makan bika ambon....
atau mungkin saya ingin menjawab pertanyaan diri saya sendiri, "Mengapa kue Bika Ambon berasal dari Medan? Padahal kan sudah jelas-jelas namanya Bika Ambon!!!"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar