Sejumlah negara Arab kini berencana mengharamkan BlackBerry (BB). Pasalnya, ponsel pintar itu dianggap bisa disalahgunakan menjadi alat yang dapat mengancam keamanan nasional.
Kebijakan itu mulai dirancang pemerintah Uni Emirat Arab (UEA), Minggu 1 Agustus 2010. Dengan demikian pengguna BlackBerry di UEA bakal tidak bisa menerima layanan surel (email), pesan, maupun berselancar internet. Tak hanya di UEA, Arab Saudi pun tengah memikirkan langkah yang serupa.
Pemblokiran layanan BB di UEA bakal berlaku mulai Oktober mendatang. Tak jelas apakah pemblokiran itu juga akan berlaku pada ponsel pintar tipe lain.
Selain itu, pemerintah UEA juga belum rinci menjelaskan apakah pemblokiran layanan BB juga bisa menimpa para pendatang, yang bisa menggunakan layanan roaming dari negara lain. Pasalnya, setiap hari, Kota Dubai rutin dikunjungi 100.000 pendatang untuk urusan bisnis maupun wisata.
Pemerintah UEA beralasan bahwa mereka selama ini sulit memantau layanan data internet maupun pesan eksklusif dari BB, yang dikenal dengan sebutan BlackBerry Messenger (BBM). Data internet dari BB atau BBM bisa dengan leluasa dikirim ke luar negeri dan ini dapat dipandang sebagai ancaman keamanan nasional.
Layanan itulah yang menjadi keunggulan ponsel buatan perusahaan asal Kanada, Research in Motion (RIM). Masalahnya, bagi pemerintah UEA, BB kini tidak saja sering digunakan para profesional di pusat-pusat bisnis – seperti Ibu Kota Abu Dhabi dan Dubai.
Kalangan muda di UEA pun menggandrungi BB. Mereka merasa aman bisa mengirim pesan sesukanya melalui layanan BBM tanpa bisa terpantau oleh pihak berwenang.
Alasan inilah yang membuat risau pihak berwenang di UEA. Mereka menilai layanan ini bisa disalahgunakan oleh pihak-pihak yang ingin membuat kekacauan.
“Pihak berwenang mengutarakan berbagai alasan. Salah satunya, BB bisa digunakan para teroris,” kata Christopher Davidson, pengamat Timur Tengah dari Universitas Durham di Inggris. “Memang benar bahwa BB juga bisa digunakan oleh para pegiat di lingkungan masyarakat,” kata Davidson.
Namun, pemblokiran itu dikhawatirkan bisa merusak reputasi UEA sebagai salah satu tempat yang mudah untuk berbisnis. Warga setempat pun merasa bahwa pemblokiran layanan BB itu bisa menjadi bumerang bagi negara mereka untuk menarik para pebisnis dan wisatawan asing.
“Mereka bakal berpikir, kali ini layanan BB yang dilarang, mungkin berikutnya bisa jadi layanan internet,” kata Shakir Mahmood, seorang pengguna BB yang berdomisili di Dubai, kota yang menjadi salah satu pusat bisnis dan keuangan dunia.
Beberapa jam setelah rencana UEA untuk memblokir layanan BB, seorang pejabat telekomunikasi di Arab Saudi pun mengungkapkan bahwa pemerintah mereka juga bakal melakukan langkah serupa, yang rencananya bakal dijabarkan sekitar akhir bulan ini.
Namun, pejabat dari Saudi Telecom, Ali Mohammed, mengaku pihaknya saat ini belum menerima instruksi khusus dari pemerintah mengenai layanan BB. Sementara itu, pihak RIM belum memberi tanggapan atas rencana dari UEA dan Saudi itu. (Associated Press)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar